Wednesday, October 30, 2013

MUHASABAH, HATI

Ya Allah.....
Aku pernah melewatinya
Aku pernah melompatinya
Tak ingin ku menatapnya
melirik pun tidak
Tapi kini aku tak mampu

Ya Allah
Aku bermuhasabah
Hatiku menjerit
Hatiku terhimpit
Inginku menangis tapi tak mampu

Ya Allah
Aku mohon uluran tangan-Mu
dan tunjukan jalan-Mu
Agar aku bisa melewatinya
Untuk menuju surgamu
dan bertemu kekasih-Mu

ASUHAN KEPERAWATAN SYOCK CARDIOGENIK

 ASUHAN KEPERAWATAN SYOCK CARDIOGENIK

I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Syock meruapakn suatu bentuk sindroma dinamik yang diakibatkan kerusakan jaringan sebab substrat yang diperlukan untuk metabolisme aerob pada tingkat mikroseluler dilepas dalam kecepatan yang tidak adekuat oleh aliran darah yang sangat sedikit atau dari aliran mal distribusi (candido 1996)
Syock cardiogenik merupakan syok yang terjadi karena kemampuan jantung untuk memompa darah menurun.
B. ETIOLOGI
a. Gangguan kontraktilitas miokardium
b. Disfungsi ventrikel kiri yang berat yang memicu terjadinya kongesti paru dan/atau hipoperfusi iskemik
c. Infark miokard akut (AMI), komplikasi dari infark miokard akut, seperti : ruptur otot papilary, ruptur septum, atau infark ventrikel kanan, dapat mempresipitasi (menimbulkan/mempercepat) syok kardiogenik pada pasien dengan infark-infark yang lebih kecil
d. Valvular stenosis
e. Myocarditis (inflamasi miokardium, peradangan otot jantung)
f. Cardiomyophaty (myocardiopathy, gangguan otot jantung yang tidak diketahui penyebabnya)
g. Acute mitral regurgitation
h. Valvular heart disease
i. Hypertrophic obstructive cardiomyopathy
C. PATOFISOLOGI
Kerusakan jantung mengakibatkan penurunan curah jantung, yang pada gilirannya menurunkan tekanan darah arteria ke organ-organ vital. Aliran darah ke arteri koroner berkurang, sehingga asupan oksigen ke jantung menurun, yang pada gilirannya meningkatkan iskemia dan penurunan lebih lanjut kemampuan jantung untuk memompa.
II. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
§ Lemah
§ Pusing
§ Nadi cepat
§ Kulit dingin, lembab
§ Output urine sedikit
B. DATA OBJEKTIF
§ TD rendah
§ Nadi cepat
§ Hipoksia otak : konfusi, agitasi
§ Penurunan haluaran urine
§ Kulit dingin, lembab
§ Disrtimia, akibat penurunan oksigen ke jantung
C. DATA PENUNJANG
§ EKG
§ Pemeriksaan darah dan elektrolit
III. PENATALAKSANAAN
Tindakan umum
Setiap disritmia harus dikoreksi karena mungkin dapat menyebabkan atau berperan pada terjadinya syok. Bila dari TD dikoreksi terjadinya hipovolemia atau volume intravaskuler rendah, pasien harus diberi IV untuk menambah jumlah cairan dalam sirkulasi. Bila terjadi hipoksia, berikan oksigen, kadag dengan tekanan positif bila aliran biasa tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan jaringan
Farmakologi
Terapis medis dipilih dan diarahkan sesuai curah jantung dan tekanan darah rerata. Salah stu kelompok obat yang biasa digunakan adalah katekolamin yang dapat meningkatkan tekanan darah dan curah jantung. Namun demikian biasanya lebih dipilih untuk menurunkan beban kerja jantung dengan meningkatkan kebutuhan oksigen
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN, TUJUAN, DAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung (cardiac output) bd adanya kerusakan otot miocard akibat infark akut
Tujuan :
Curah jantung adekuat
Kriteria hasil :
Ø Status hemodinamik stabil
Ø Gambaran EKG sinus ritme
Ø Produksi urine norma
Rencana tindakan:
a. Kaji TTV tiap 30 menit
b. Monitor saturasi O2 dan periksa AGD’
c. Monitor jumlah urine output dan pantau balance cairan
d. Monitor gejala subjektif dari pasien
e. Kaji bunyi jantung tiap 4 jam (untuk S3 atau S4)
f. Pantau rekam EKG untuk irama jantung dan frekuensi jantung
g. Berikan posisi bed rest total semi fowler
h. Berikan oksigen nasal sesuai program
i. Batasi pemberian natrium sesuai pedoman
j. Kolaborasi pemberiam obat diuretik dan obat fasodilatasi
k. Kolaborasi pemberian doponum dobutamin untuk mempertahankan TDC (tekanan darah)
2. Perfusi jaringan tidak efektif bd penurunan curah jantung
Tujuan
Perfusi jaringan baik
Rencana tindakan
a. Kaji TTV tiap 1 jam
b. Kaji warna kulit untuk sianosis
c. Kaji kualitas dan nadi perifer tiap jam
d. Kaji dan monitor output
e. Kaji semua gejala subjektif dan laporkan pada dokter semua gejala abnormal
f. Pertahankan pasien bed rest total
g. Pertahankan suplay oksigen sesuai program
h. Berikan terapi medik sesuai program
3. Intoleransi aktivitas bd curah jantung rendah
Tujuan :
Kebutuhan terpenuhi dengan mempertahankan keseimbangan antara aktivitas dan curah jantung
Kriteria hasil 
Pasien dapat menunjukkan aktivitas tanpa gejal-gejala berat
Rencana tindakan
a. Monitor EKG/irama jantung, sianosis, dispnea, RR dan gejala subjektif
b. Pertahankan suplay oksigen sesuai program
c. Pertahankan tirah baring/bed rest total
d. Pertahankan rentang gerak pasif selama fase krisis
e. Berikan waktu istirahat diantara waktu gerak/aktivitas
f. Berikan diit sesuai pesanan diit lavi atau lunak
g. Motivasi pasien untuk istirahat
4. Cemas bd kurang pengetahuan tentang penyakit
Tujuan 
Kecemasan menurun
Rencana tindakan
a. Memotivasi pasien untuk tenang selama perawatan
b. Berikan informasi secara proporsional tentang penyakitnya pada pasien
c. Berikan support yang baik pada mental pasien (orang sakit)
d. Dorong dan ciptakan komunikasi terbuka antara pasien, keluarga pada perawat
e. Anjurkan pasien untuk koperatif terhadap perawat untuk mempercepat kesembuhan
f. Libatkan keluarga untuk memebri suuport pada pasien
g. Libatkan sistem pendukung religius dengan tepat 

Sumber : Arsip ICU RS Aisyiyah Muntilan

Friday, October 18, 2013

"HATI ADALAH RAJA". SEBERAPA BAIKKAH HATIMU?

"Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal darah, apabila ia baikmaka baiklah seluruh tubuh. Apabila ia buruk, maka buruk pula seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati". (Hr. bukhori dan Muslim).

Jika tubuh kita di ibaratkan sebuah kerajaan, maka hati kita adalah raja-nya, akal adalah sang patih. Lisan, telinga, mata,, tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuh lainnya adalah prajurit. Sedang nafsu berperan sebagai pemberontak..
Sebuah kerajaan akan damai, akan tenang jika semua penggeraknya berjalan sesuai dengan syariatnya, Hati akan tetap bertahta dalam diri dikala iman ada di dalam dada, setiap perintahnya akan di jalankan oleh sang patih, tidak akan pernah sang patih menentang kehendak raja atau sang hati. Akal tidak akan memerintahkan keburukun kepada prajuritnya karena, patih tidak akan memerintahkan sesuatu kepada prajuritnya jika sang raja tidak mengijinkan. Di saat sang hati yang baik bertahta dalam diri, kedamaianlah yang akan terjadi.
Tetapi semua akan berbeda saat iman tak lagi di dada, nafsu memberontak dalam jiwa, dan sang raja tak bisa berbuat apa apa, karena tanpa iman matilah sang raja. Saat sang nafsu menguasai, segala keinginan duniawi jadi tujuan, tak peduli halal atau haram, dan sang akal hanya bisa menuruti kehendak sang nafsu, tak peduli itu buruk bagi tubuhnya. Semua di turutinya demi kesenangan semu, tanpa peduli akan berharganya kedamaian.

Dari pengibaratan di atas dapat kita ringkas dalam "3 kondisi hati" yang saya salin dari majalah Ar-risalah no. 58 April 2006. "SEBERAPA BAIKKAH HATIMU"? Mari kita simak sama-sama.

  1. HATI YANG SEHAT
  • Hati yang sehat adalah hati yang merdeka dar segala bentuk peribadatan kepada selain Allah SWT.
  • Terbebas dari segala fitnah subhat dan fitnah syahwat
  • Bersemangat untuk taat dan selalu pasrah kepada Allah SWT.
  • Senantiasa ingat dan terkait dengan akhirat.
  • Yakin tabah dan pandai bersyukur.
  • Terbebas dari hasat, dengki, dan permusuhan terhadap sesama muslim.
  • Mencintai dan membenci karena ALlah SWT, ridha dan tidak ridha karena Allah SWT.
  • Menyukai Pekerti luhur, santun dan bijaksan.
     2. HATI YANG SAKIT
  • Lalai dari ibadah
  • Sering lupa akan dosa dan pahala
  • Kurang ingat terhadap akhirat
  • Miskin ketakwaan dan tidak istiqomah
  • Mudah terpengaruh propaganda dan tergoda berbuat dosa.
  • Bimbang menentukan pilihan dan takut terhadap resiko kehidupan.
  • Tidak bisa mengendalikan diri dan mudah emosi 
     3. HATI YANG MATI 
  • Tidak mengenal Rabb dan buta terhadap kewajibanNYA
  • Selalu memburu nafsu dan memperturutkan syahwat.
  • Tidak peduli dosa dan pahala
  • Lupa akhirat dan tersandra oleh dunia 
  • Jauh dari ketaatan dan bangga terhadap kehinaan.
  • Sombong, menolak kebenaran dan meremehkan manusia
  • cenderung zhalim, tamak, dan mendengki.
Itulah "3 kondisi hati", manusia. berikut saya cantumkan juga "4 racun hati" sebagai bahan introspeksi dan pengingat untuk selalu kita hindari.

4 RACUN HATI
  1. Banyak bicara
Semakin banyak bicara semakin banyak kesempetan untuk tergelincir perkataan buruk.

    2. Banyak makan
    3.Mengumbar pandangan
"Mata (pandangan) adalah panah setan yang beracun, jadi jagalah ia dengan menundukannya.
    4. Salah pergaulan.
 Memilih Pergaulan yang baik itu penting. Dekat dengan penjual parfum pasti akan tertular wanginya, dekat dengan tukang pandai besi pasti akan terkena cipratan bunga apinya.

tak lupa juga Nutrisi hati, sebagai pegangan kita untuk menjaga hati kita tetap sehat.

 NUTRISI HATI
  • dZIKIR DAN MEMBACA AL-QUR'AN
  • ISTIGHFAR
  • QIYAMUL LAIL- DO'A
  • BERSHOLAWAT ATAS NABI.

Semoga Sedikit coretan ini bermanfaat bagi teman-teman semua. terakhir dari saya "HATI AKAN BERTAHTA DALAM DIRI JIKA IMAN ADA DI DALAM DADA".  dan "SAAT HATI YANG BAIK BERTAHTA DALAM DIRI, KEDAMAIANLAH YANG AKAN TERJADI"

SUMBER: 

Ar-Risalah no. 58 th. V Rabiulawal 1427 H/ April 2006

Monday, October 14, 2013

KAJIAN AL-HIKAM : "YANG DARI HATI AKAN SAMPAI KE HATI"

Cahaya orang bijak mendahului ucapan mereka. Ketika cahaya terpancar, Nasihat itu pun akan sampai. (Al-hikam, ibnu 'Athaillah, )

Yang datang dari HATI akan sampai ke HATI, yang datang dari LISAN akan sekedar jadi polesan. Orang-orang yang senantiasa hidup dalam terang benderang cahaya-Nya, akan senantiasa memantulkan kebeningan, kejernihan pada kehidupan disekitarnya. Wajar bila kita sering kali memperoleh ketentraman setiap bertemu dengan mereka. Bahkan sebelum mereka bicara, hati kita sudah menikmati kesejukan tiada tara. Cahaya Allah terpancar dalam setiap akhlaknya, senyum yang tulus, tatapan nan teduh, kerendahan hati yang selalu terpancar dari perilaku, dan lisan yang penuh kerendahan hati. Bila ingin menelusuri jejak mereka, ikutilah bekas langkah mereka dalam mendekat kepada Allah swt. Penuhi diri dengan amal yang mendekatkan kita kepada Allah swt, rendah dirilah Di hadapan-Nya dan tunduk agar kita bisa rendah hati di hadapan makhluk-Nya. Sucikan hati dengan siraman kesejukan ibadah, maka cahaya-Nya meliputi kita begitu indah.

Daftar pustaka
ibnu 'athoillah, Al-hikam.Jakarta:Zaman.

MENJAGA LISAN, Letakan MULUT mu Dibelakang HATI mu


Ada sebuah pepatah mengatakan "letakan MULUT mu di belakang HATI mu", HATI saat ia bersih maka ia adalah pengontrol semua perbuatan kita agar selalu sesuai dengan al-quran dan hadits, dan MULUT adalah penyampai pesan berupa lisan untuk orang lain berupa pujian, sanjungan, dan dzikir kpd Allah, tp juga lisan sering tergelincir berubah  kala berkata, caci maki, iri dengki, ghibah, dll.
inilah arti pepatah di atas, ibarat filter (penyaring) ia akan menyaring kotoran agar ia tidak keluar, karena jika kotoran itu akan membahayakan....
Seseorang yang meletakan hatinya di depan mulutnya, lisan nya akan senantiasa terjaga, saat nafsunya ingin mebicarakan orang lain (ghibah) maka hatinya akan mencegahnya, dan akan mengarahkan lisan untuk berdzikir, saat dia amarah, hatinya akan mencegah untuk berkata - kata karena berbicara saat marah bisa menggelincirkannya untuk berkata kotor dengan menuruti nafsu amarahnya..
Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda "Barang siapa beriman kepada Allah swt dan hari akhir, hendaknya ia berkata yang baik atau diam" (Hr. imam Al-bukhori, imam Muslim, Abu hurairah)

Semoga sedikit coretan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Terimaksih salam ukhuwah (sidiqadi)

Sunday, October 6, 2013

CARA MENILAI KESADARAN Atau GCS (GLASGOW COMA SCALE)


PENGERTIAN

"GCS" (GLASGOW COMA SCALE) Adalah skala  yang dipakai untuk menentukan atau menilai tingkat kesadaran pasien, mulai dari keadaan sadar penuh hingga keadaan Coma.

Pada pemeriksaan Kesadaran atau GCS,  ada 3 fungsi (E,Y,M) yang hurus diperiksa, masing-masing fungsi mempunyai nilai yang berbeda-beda, untuk penjelasannya bisa dilihat dibawah

  1. E : eyes/ mata  nilai total 4
  2. V : Verbal nilai total 5
  3. M: Motorik / gerak nilai total 6
CARA PENILAIAN

no
Jenis pemeriksaan
Nilai
Respon
1
Eye (mata)



a. spontan
4
Mata terbuka secara spontan

b. rangsangan suara
3
Mata terbuka terhadap perintah verbal

c. rangsangan nyeri
2
Mata terbuka terhadap rangsangan nyeri

d. tidak ada
1
Tidak membuka mata terhadap rangsangan apapun




2
Respon verbal



a. orientasi baik
5
Orientasi baik dan mampu berbicara

b. bingung
4
Disorientasi dan bingung

c. mengucapkan kata” yang tidak tepat
3
Mengulang kata-kata yang tidak tepat secara acak

d. mengucapkan kata-kata yang tidak jelas
2
Mengeram atau merintih

e. tidak ada
1
Tidak ada respon




3
Respon motorik



a. mematuhi perintah
6
Dapat bergerak  mengikuti perintah

b. melokalisasi
5
Dapat melokalisasi nyeri  (gerakan terarah dan bertujuan ke arah rangsang nyeri)

c. menarik
4
Fleksi  atau menarik saat di rangsang nyeri contoh: menarik tangan saat kuku di tekan

d. fleksi abnormal
3
Membentuk posisi dekortikasi. Contoh: fleksi pergelangan tangan

e. ekstensi abnormal
2
Membentuk posisi deserebrasi.contoh : ekstensi pergelangan tangan

f. tidak ada
1
Tidak ada respon, hanya berbaring lemah, saat di rangsang apapun

INTERPRETASI
 masing-masing pemeriksaan E,V,M dijumlahkan, dan di masukan dalam kriteria cidera otak berikut:
1. berat, dengan GCS ≤8
2. sedang, GCS 9-12
3. ringan ≥ 13

DAFTAR PUSTAKA
Weinstock, doris (2010). Rujukan cepat di ruang ICU/ CCU.Jakarta:EGC


Saturday, October 5, 2013

ASKEP CKB ( CIDERA KEPALA BERAT )

I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Cedera kepala berat adalah gangguan traumatik otak yang 
disertai atau tanpa disertai perdarahan intertisial dalam substansi tanpa diikuti terputusnya kontunuitas otak di tandai dengan :
a. GCS 3-8
b. Kehilangan kesadaran lebih dari 24 jam
c. Tanpa neurologis fokal
d. Disertai kontusio cerebral, laserasi, hematoma intrakarnial
B. ETIOLOGI / PENYEBAB CKB




1. Akselerasi 
Terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang sedang diam
2. Deselerasi 
Terjadi jika membentur objek yang sedang tidak bergerak

C. PATOFISIOLOGI 
Cedera memegang peranan yang sangat besar dalam menentukana berat ringannya konsekuensi patofisiologi dari suatu trauma kepala. Cedera percepatan (akselerasi) terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang sedang diam, seperti trauma akibat pukulan benda tumpul, atau karena kena lemparan benda tumpul. Cedera perlambatan (deselerasi) adalah apabila kepala membentur obyek yang secaa relatif tidak bergerak, seperti badan mobil atau tanah. Kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan bila terdapat gerakan tiba-tiba tanpa kontak langsung, seperti yang terjadi bila posisi badan diubah secara kasar dan cepat. Kekuatan ini bisa dikombinasi dengan pengubahan posisi rotasi pada kepala, yang menyebabkan trauma regangan dan robekan pada substansi alba dan batang otak.
Cedera primer yang terjadi pada waktu benturan, mungkin karena memar pada permukaan otak, laserasi substansi alba, cedera robekan atau hemorargi. Sebagai akibat cedera sekunder dapat terjadi sebagai kemampuan autoregulasi serebral dikurangi atau tak ada pada area cedera. Konsekuensinya meliputi hiperemi (peningkatan volume darah) pada area peningkatan permeabilitas kapiler, serta vasodilatasi arterial, semua menimbulkan peningkatan isi intrakranial dan akhirnya peningkatan TIK (peningkatan intrakranial). Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan cedera otak sekunder meliputi hipoksia, hiperkarbia dan hipotensi. Gannaralli dan kawan-kawan memperkenalkan cedera kepala “fokal” dan “menyebar” sebagai kategori cedera kepala berat pada upaya untuk menggambarkan hasil yang lebih khusus. Cedera fokal diakibatkan dari kerusakan fokal yang meliputi kontusio serebral dan hematoma intra serebral, serta kerusakan otak sekunder yang disebabkna oleh perluasan massa lesi, pergeseran otak atau hernia. Cedera otak menyebar dikaitkan dengan kerusakan yang menyebar secara luas dan terjadi dalam empat bentuk yaitu : cedera aksonmenyebar, kerusakan otak hipoksi, pembengkakan otak mnenyebnar, hemorargi kecil multiple pada seluruh otak. Jenis ini menyebabkan koma bukan karena kompresi pada batang otak tetapi cedera menyebar pada hemisper serebral, batang otak atau kedua-duanya.

PATHWAY CKB





II. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Sakit kepala yang hebat
2. Penglihatan kabur
3. Mual 
B. DATA OBYEKTIF
1. Adanya memar otak
2. Gangguan kesadaran
3. Gejala TIK meningkat 
a. Gelisah, disorientasi
b. Sakit kepala
c. Hemiparise kontralateral
d. Pupil melebar
e. Penglihatan kabur, ketajaman penglihatan berkurang
f. Kadang disertai muntah
g. Bila berlanjut disertai perubahan TTV
4. Adanya perdarahan
5. Ptechie dan rusaknya jaringan syaraf
6. Edema jaringan otak, rusaknya corteks
7. Amnesia retrograd lebih berat dan jelas
8. Bisa disertai pernafasan cheyne-stokes
9. Laserasi : jaringan otak robek akibat fragmen tajam atau kekuatan yang merobek.
C. DATA PENUNJANG
1. Radiologi : foto thorak
2. CT Scan
3. MRI
4. EKG
5. Pemeriksaan lab
6. Inform consent

III. PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA BERAT
1. Perbaiki jalan nafas
2. Perbaiki oksigenasi
3. Pertahankan normovolemi dan normatensi untuk mempertahankan sirkulasi cerebral
4. Berikan terapi jika terjadi peningkatan TIK bila perlu ulang CT Scan
5. Berikan terapi terhadap cedera lain
6. Lakukan pembedahan jika terdapat hematoma
7. Awasi adanya komplik sistemik
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN, TUJUAN, DAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Perfusi jaringan tidak efektif (cerebral) bd edema jaringan cerebral, penurunan perfusi sistemik atau hilangnya perfusi cerebral
Tujuan 
Tingkat kesadaran pasien membaik atau dipertahan
Rencana tindakan
a. Ukur TIK secara kontinu
b. Elevasi kepala 30 derajat
c. Amati keadaan neurologis menggunakan GCS
d. Monitor tiap 1 jam : kesadaran, pupil, TTV
e. Hindari peningkatan TIK cegah batuk, valsava manuver, muntah
f. Jika ventilasi dikontrol dengan ventilator mekanik awasi settingnya
g. Berikan terapi kortikosteroid sesuai order
h. Berikan diuretik sesuai order
i. Pertahanakn intake output
j. Antisipasi dehidrasi
k. Berikan sedative dan muscel relaxsan sesuai order
l. Berikan sedative sebelum melakukan isap lendir
2. Kerusakan pertukaran gas bd kelemahan otot pernafasan
Tujuan
Oksigenasi adekuat dan dapat dipertahankan
Rencana tindakan
a. Kaji frekwensi nafas, ekspensi dada
b. Kaji bunyi nafas
c. Monitor saturasi oksigen
d. Monitor setting ventilator, pantau AGD
e. Pertahankan humidifikasi
f. Berikan oksigen sesuai dengana indikasi
g. Kolaborasi pemberian obat depresan
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif bd akumulasi sekret, obstruksi jalan nafas
Tujuan
Potensi jalan nafas dapat dipertahankan
Rencana tindakan
a. Atur posisi pasien 30 derajat
b. Pertahankan jalan nafas oral, nasal, trachea
c. Pertahankan humidifikasi
d. Dengarkan suara paru
e. Isap lendir sesuai kebutuhan
4. Defisit volume cairan bd dampak terapi diuretik, kebutuhan metabolisme yang tinggi
Tujuan
Kebutuhan cairan terpenuhi, out put adekuat dapat dipertahankan
Rencana tindakan
a. Pantau TTV
b. Pantau intake output tiap 3 jam
c. Pantau elektrolit
d. Berikan terapi cairan sesuai kebutuhan
e. Kolaborasi pemberian cairan parental
5. Resiko infeksi bd trauma
Tujuan
Infeksi nosokomial tidak terjadi
Rencana tindakan
a. Pantau TTV
b. Kaji tanda-tanda infeksi
c. Jaga kebersihan lingkungan
d. Bila ada luka, rawat luka dengan teknik steril
e. Mencuci tangan pre dan post tindakan
f. Kolaborasi terapi antibiotika
6. Resiko peningkatan TIK bd penumpukan cairan di otak
Tujuan 
Tidak terjadi peningkata TIK
Rencana tindakan
a. Monitor kesadaran GCS tiap 3 jam
b. Monitor reaksi pupil
c. Monitor TTV
d. Monitor intake out put
e. Anjurkan pasien untuk menghindari meneran, batuk


sumber: arsip icu RS AISYIYAH Muntilan