Friday, October 4, 2013

ASKEP GGK (Gagal Ginjal Kronik)


TINJAUAN TEORITIS
     A.    Pengertian
Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi yang progresif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan uremia ( retensi urea dan sampah nitrogen dalam darah)
Gagal ginjal  atau penyakit ginjal tahap akhir (PGTA) adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit yang dapat menyebabkan uremia yaitu retensi cairan dan natrium dan sampah nitrogen lain dalam darah. (Smeltzer, 2002).
Gagal ginjal kronik adalah penrurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan ireversibel (Arif, 1999).

     B.     Etiologi
Glomerulonefritis, nefropati analgesik, nefropati refluks, ginjal polikistik, nefropati diabetik, penyebab lain seperti hipertensi, obstruksi, GOUT, dan tidak diketahui. Pada lanjut usia, penyebab gagal ginjal kronik yang tersering adalah progressive renal sclerosisdan pielonefritis kronis (Arif, 1999).

     C.    Patofisiologi
            Penurunan fungsi renal menyebabkan penimbunan produk akhir metabolisme tertimbun dalam darah sehingga terjadi uremia. Selain itu penurunan dari filtrasi glomeruli juga dapat menyebabkan klirens kreatinin menurun dan kadar kreatinin serum meningkat. Ginjal tidak mampu untuk mengkonsentrasikan dan mengencerkan urin secara normal, akibatnya terjadi retensi cairan dan natrium yamg meningkatkan terjadinya edema.Penurunan dari fungsi ginjal juga menyebabkan produksi eritropoetin tidak adekuat menstimulasi sum-sum tulang untuk menghasilkan sel darah merah dan menyebabkan anemia yang disertai keletihan, angina, sesak napas, defisiemsi nutrisi dan kecenderungan untuk terjadi perdarahan gastrointestinal. Selain itu juga menurunkan kadar serum kalsium dan meningkatkan kadar fosfat serum. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi dari parathormon dan kelenjar parathiroid.
Adanya gagal ginjal tubuh tidak berespon terhadap peningkatan parathormon akibatnya kalsium ditulang menurun menyebabkan perubahan pada tulang dan penyakit tulang.

     D.    Manifestasi klinis
Karena pada gagal ginjal kronis setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan memperlihatkan tanda dan gejala
1.      Gejala kardiovaskuler
Pada gagal ginjal kronis mencakup hipertensi ( akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sytem renin angiotensin-aldosteron) dan perikardirtis (iritasi pada lapisan pericardial oleh toksik uremik).
2.      Gejala Dermatologi
Yang sering terjadi mencakup rasa gatsl yang parah (pruritus), warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering dan bersisik, kuku tipis dan rapuh, butran uremik, suatu penumpukan kristal urea dikulit, saat ini jarang terjadi akibat penanganan yang dini dan agresif
3.      Gejala gastro intestinal
Sering terjadi dan mencakup : anoreksia, mual dan muntah, nafas bau amonia, ulserasi dan perdarahan pada mulut, konstipasi dan diare, perdarahan gastro intestinal.
4.      Respirasi
Edema paru, efusi pleura, pleuritis
5.      Neuromuskular
Lemah, gangguan tidur, sakit kepala, letargi, gangguan muskular, neuropati perifer, bingung, koma.
6.      hematologi
Anemia, perdarahan meningkat

     E.     Pemeriksaan diagnostik
           1.      Urin
a.   Volume urin : oliguri atau anuria
               b.      Warna urin   : keruh
               c.       BJ urin       : kurang 1,015
               d.      Osmolalitas urin
               e.    Klirens kreatinin menurun
               f.      Natrium meningkat
               g.      Proteinuria
           2.      Darah
               a.  BUN/ kreatinin meningkat 
               b.    Ht dan Hb
               c.   Natrium serum

    F.     Penatalaksanan
          a.       Mengoptimalkan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
          b.      Pengawasan terhadap berat badan, cairan dan urin
          c.       Mencegah dan tatalaksana penyakit tulang ginjal 
          d.      Mencegah dan mengatasi komplikasi

   G.    Pengkajian
1. Aktifitas
    -Gejala : Kelelahan ekstrem, kalemahan, malaise
     Gangguan tidur (insomnia / gelisah atau somnolen)
    -Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.
2. Sirkulasi
  - Gejala : Adanya riwayat hipertensi lama atau berat
     palpatasi, nyeri dada (angina)
      -Tanda : Hipertensi, DUJ, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak         tangan. Nadi lemah, hipotensi ortostatikmenunjukkan hipovolemia, yang jarang pada penyakit tahap akhir. Pucat, kulit coklat kehijauan, kuning.Kecenderungan perdarahan
3. Integritas Ego
    -Gejala : Faktor stress, contoh finansial, hubungan dan sebagainya.
     Perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.
          -Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan  kepribadian.
4. Eliminasi
         -Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (pada gagal ginjal tahap lanjut)
     Abdomen kembung, diare, atau konstipasi
   -Tanda : Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, coklat, oliguria.
5. Makanan / cairan
         -Gejala : Peningkatan berat badan cepat (oedema), penurunan berat badan (malnutrisi).
        Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut (pernapasan amonia)
  Penggunaan diurotik
   -Tanda : Distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap akhir)
     Perubahan turgor kulit/kelembaban
     Edema (umum, targantung)
     Ulserasi gusi, pendarahan gusi/lidah.
     Penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga
6. Neurosensori
    -Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur
Kram otot / kejang, syndrome “kaki gelisah”, rasa terbakar pada telapak kaki, kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstremiras bawah.
    -Tanda : Gangguan status mental, contah penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, stupor.
Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang.
Rambut tipis, kuku rapuh dan tipis
7. Nyeri / kenyamanan
-Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/ nyeri kaki
-Tanda : Perilaku berhati-hati / distraksi, gelisah
8. Pernapasan
          -Gejala : Napas pendek, dispnea, batuk dengan / tanpa sputum kental dan banyak
    -Tanda : Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman.
      Batuk dengan sputum encer (edema paru)
9. Keamanan
   -Gejala : Kulit gatal
    Ada / berulangnya infeksi
   -Tanda : Pruritis
Demam (sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara aktual terjadi peningkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal
Ptekie, area ekimosis pada kulit
Fraktur tulang, keterbatasan gerak sendi
10. Seksualitas
Gejala : Penurunan libido, amenorea, infertilitas
11. Interaksi sosial
        -Gejala : Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga.
12. Penyuluhan / Pembelajaran
       -Gejala : Riwayat DM (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit polikistik, nefritis heredeter, kalkulus urenaria, maliganansi.
Riwayat terpejan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan.

   H.    Diagnosa keperawatan
Kemungkinan diagnosa keperawatan dengan kegagalan ginjal kronis adalah sebagai berikut:
     1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine, diet berlebih dan retensi      cairan serta natrium.
     2 . Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut.
     3.  Intoleran aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi, produk sampah.
    4.Resiko tinggi terhadap penururnan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan      mempengaruhi volume sirkulasi, kerja miokardial, dan tahanan vaskular sistemik.
    5.  Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi toksin dalam kulit.
  6. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, rencana tindakan dan prognosis

   I.   Intervensi keperawatan
     1.     Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine, diet berlebih dan retensi cairan serta natrium.
          a.    Kaji status cairan : Timbang BB/H, distensi vena jugularis, balance cairan, vital sign 
          b.      Batasi intake cairan 
          c.    Jelaskan mengenai pembatasan cairan pada pasien & keluarga
          d.      Tingkatkan oral higine
    2.   Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut
       a. Kaji status nutrisi: Perubahan BB, protein ,kadar besi,BUN, elektrolit serum 
       b.   Kaji pola diet : riwayat diet, makan kesukaan, hitung kalori
    c. Kaji faktor yg mempengaruhi masukan nutrisi : anoreksia, mual muntah, depresi, stomatitis, makanan yg tidak menyenangkan, pengetahuan manfaat makan
    3.      Intoleran aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi, produk sampah.
    a. Kaji faktor yg menyebabkan keletihan : anemia, ketidakseimbangan cairan & elektrolit, retensi produk sampah, depresi
       b.    Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yg dapat ditoleransi, bantu jikan keletihan
               Anjurkan istirahat setelah dialisis.


 DAFTAR PUSTAKA

           
Arif, mansjoer (1999). Kapita selekta kedokteran. Jakarta: EGC.

Brunner & Sudarth. ( 2002 ) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
            Edisi, 8. Jilid 2. Jakarta: EGC
                        
         Doenges (2000). Rencana asuhan keperawatan; pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC
     
         Price, Sylvia (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC



No comments:

Post a Comment